Post ini tidak ditujukan kepada siapapun. Siapapun
kamu yang membaca, siapapun kamu yang merasa, siapapun kamu yang tidak peduli.
Lo
tau rasanya dipermainkan? Lo tau rasanya ditolak untuk menjadi lebih maju? Lo
tau rasanya digantungkan? Lo tau rasanya dihalang-halangi untuk jadi lebih
daripada lo yang sekarang?
Lo
tau rasanya?
Kalo
lo tau, harusnya lo tau apa yang lo lakukan ke gue membuat gue merasakan rasa
yang tadi-lo-ketahui. Kalo lo tau, dan lo lakukan itu ke gue, sama aja lo kayak
lo emang udah dendam banget sama gue, dan ngerasa inilah saat yang tepat untuk
ngejatuhin gue.
Lo
sengaja bikin gue ngerasain hal itu? Lo sengaja nolak gue, lo sengaja
mempermainkan gue, lo sengaja menghalangi gue untuk lebih maju? Lo sengaja
menggantung gue dengan segala harapan gue untuk menjadi lebih?
Satu
hal: Kenapa? Apa sih yang ada di pikiran lo?
Kalo
lo emang pernah ngerasain hal itu, ya udah, cukup elo aja yang ngerasain.
Sebagai manusia bermoral dan punya hati nurani, lo seharusnya nggak mau
ngebiarin sesama lo manusia, sesama lo di dalam suatu institusi (walaupun
jabatan kita berbeda dan kita dalam posisi yang jauh berbeda), untuk ngerasain
hal itu.
Gue
cuma minta 1 hari kok. 1 hari dari 365 hari gue patuh terhadap elo, apakah itu
permintaan yang muluk? Permintaan-permintaan gue udah banyak ditolak
sebelumnya. Apakah permintaan yang sangat amat sederhana ini juga masih gak mau
lo terima? Apa kerugian menerima permintaan sederhana gue?
Alasannya
apa, buddy? Gue butuh alasan yang
jelas. Gue nggak butuh alasan ecek-ecek, alasan kampung, alasan rendah, apalagi
alasan yang nggak masuk akal—seperti yang barusan lo bilang ke gue. Kalo lo
nggak suka sesuatu, bilang aja. Nggak usah menutupi sesuatu itu dengan alasan
lain yang kesannya dibuat-buat.
Gue
kesel sama lo. Jujur, gue kesel. Berulang kali gue denger testimoni orang-orang
mengenai elo, gue cuma menganggap itu angin lalu dan hanya wujud kekesalan
orang-orang akan lo. Gue coba percayai lo. Sekarang, lo hancurin itu dan jujur,
gue kecewa. Ternyata lo yang sebenarnya tuh seperti ini? Ternyata lo di balik topeng
itu seperti ini? Ternyata, lo selama ini gue percaya, di dalamnya seperti ini?
Kecewa,
iya. Kesal, iya. Marah, apalagi.
Tapi
gue bisa apa, boy?
Lo
tinggi dan gue rendah. Lo terkenal dan gue enggak. Lo mayoritas dan gue
minoritas. Lo titik di antara garis dan gue titik di antara titik. Lo jauh dan
gue gak bisa menggapai.
Lo
puas? Sekarang lo tertawa? Sekarang lo merasa menang? Silakan. Gue nggak takut.
Lo menolak permintaan gue, kenapa gue nggak menolak perintah elo?
0 comments:
Posting Komentar