Sabtu, 15 September 2012

Tujuh Belas

17. Di hari ke-22 bulan kemarin.

Selamat.ulang.tahun.

Selamat bertambah umur untuk ke-17 kalinya. Selamat menambah beban di usia yang (katanya) adalah pintu menuju kedewasaan.

Masih ada yang harus diperbaiki. Masih ada yang belum menunjukkan kedewasaan. Ya, semuanya butuh proses. Semua butuh koreksi. Semua nggak bisa terjadi dengan benar semuanya.

Karena itu, di sinilah ia berdiri. Di sinilah ia, yang bertambah umurnya, harus berpikir ulang, apa yang telah ia perbuat selama 17 tahun di belakang. Harus mendata, apa yang tak pantas dilakukan selama 17 tahun kemarin. Harus membuat resolusi, apa yang harus dilakukan ke depannya. Apa yang harus diperbaiki, untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Karena Tuhan sudah memberikan kesempatan untuk melewati angka 17.
Karena Tuhan sudah memberikan rezeki dan hikmah di usia yang berubah dari 16 ke 17.
Karena Tuhan sudah menyiapkan rencana untuk waktu setelah 17 tahun.

Karena itu, ia, si pemilik usia 17, harus merubah pola pikirnya.
Pola pikir yang disadarinya kurang benar, karena selama ini ia hanya melihat diri sendiri. Pola pikir yang ternyata disadarinya kurang benar, karena selama ini ia hanya mementingkan diri sendiri. Pola pikir yang menuntutnya untuk berbuat kurang terpuji.
Semua itu selayaknya diubah.

Seharusnya bukan karena sudah berumur 17 tahun. Seharusnya sudah dari dulu ia berubah menjadi lebih baik. Mengapa ia baru sadar di saat ini? Dan si pemilik umur 17 hanya berpikir satu jawaban: "Karena 17 spesial."
Di usia 17, membuat kartu kependudukan, membuat surat izin kepengendaraan, membuat segala-galanya kebanyakan berawal dari: minimal 17 tahun.

Karenanya, 17 dianggapnya spesial. Tangga menuju kedewasaan. Di bulan kedelapan itu, ia memutuskan untuk menjadi lebih baik. Harapan, resolusi, doa, segala cara harus ia coba untuk berubah. Bermimpi pun, ia lakukan.



"God gave us the gift of life; it is up to us to give ourselves the gift of living well."
- Voltaire

"Real birthdays are not annual affairs. Real birthdays are the days when we have a new birth"
- Ralph Parlette



Terima kasih, Tuhan.
Terima kasih, Voltaire, Ralph Parlette, dan semua orang pencetus quote-quote inspirasional.


vme
15.09.12  | 11:07
Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Follow

About me

What's Hot

You're The...

My Other Blog

Pages

Popular Posts

 

Template by BloggerCandy.com