Minggu, 22 September 2013

Praktikum Farmasetika I

Hai, ini post pertama setelah sekian lama hiatus dari tulis menulis. Ini juga pertama kalinya bisa menulis dengan tenang tanpa bayang-bayang tugas (walaupun sebenarnya masih ada setumpuk yang menunggu di pojok sana dan kuis menanti, ehm).

Terus ini post tentang apa? Pengen cerita nih praktikum pertama di Farmasi. Praktikumnya kalo kata senior "Ah itu mah masih gampang dek." Gue gak tau harus iya-in apa enggak, tapi emang gak terlalu sulit ketika dijalanin.

Jadi, untuk minggu ini dikasih 6 soal. Salah satunya, "Timbang Saccharum lactis 5 gram lalu buat 10 bungkus". Tau caranya darimana? Tanya senior, atau cari di buku apaa gitu. Ada yang bilang buku IMO, ISO, apalah itu dan ada juga yang ngelantur bilang buku Martindale -_- oya, baru dibagiin nih buku yang...ah, sulit dideskripsikan....

ituu yang paling bawah Martindale namanya, 13,5cm loh tebelnya silakan dikira-kira ;)
Oke, lupakan buku-buku itu. Lanjut aja ya huhu :')
Nah trus cara-caranya ditulis di sebuah buku namanya jurnal kotor. Di situ cara yang kita tulis belum tentu 100% bener, baru secara kotornya aja gimana. Nah lalu ada pertemuan yang namanya responsi, di situ dipresentasiin cara benernya gimana, silakan tanya-tanya kalo ada yang belum ngerti soalnya kalo udah praktikum dilarang keras nanya ke manapun.

Nah kan abis itu udah tau nih gimana yang benernya, apa yang harus dibenerin/dikoreksi dari jurnal kotor. Semua yang udah bener itu ditulis lagi ke buku gede (macem buku akuntansi) namanya jurnal bersih. Di situ caranya udah harus bener, gak boleh ada coret-coretan lagi kayak di jurnal kotor.

Lucunya, gue baru ngerti, bener-bener ngerti apa yang harus gue lakukan ketika praktikum di H-1 praktikum. Ketika gue nyalin di jurnal bersih, baru gue dalami apa aja alat bahannya dan cara kerjanya. Dan akhirnya, baru ngeh -_-

Kemudian datanglah hari praktikum jrengjrengjreng! Ada bel tanda mulainya, berasa di MasterChef haha. Pas awal-awal sih megang barang-barangnya masih selow aja, tenang, pelan, hati-hati. Eh kalo udah 20 menit terakhir tiba-tiba ngerasa tangan gerak cepet, semua serba kira-kira. Apalagi betenya kalo lagi nimbang tuh gak pernah pas, selalu kekurangan atau kelebihan. Dan lucunya, saking paniknya ada yang barangnya kececer, jatuh, dan alhasil bikin berisik dan kita semua malah ketawa bukan bantuin dia hehe.

Tapi untungnya, praktikum pertama ini berhasil dengan baik. Walaupun meja praktikum gue berantakan banget, penuh tisu bertebaran di mana-mana (karna gue juga lagi flu, ing*s meler terus), dan jas lab yang putih bersih jadi berlumur balsem yang baunya wiiih dahsyat!

Anyway, ini hasil praktikum pertama~
*sebenernya ada 6, tapi yang 3 itu wadahnya pake alat di lab, jadi gak bisa dibawa pulang*









Rabu, 08 Mei 2013

UI Touring

[warning: this is gonna be a loooooong story. Well, longer than what have been written before]


Tanggal 8 Mei 2013, dari bimbel gue di BTA Cijantung, diadakan acara UI (Universitas Indonesia) Touring. UI Touring itu... apa? Jadi kata kakak-kakaknya, peserta bakal “mengelilingi” UI dengan jalan kaki disertai games.

Oleh-oleh dari sana (maaf ya kameranya...kurang bagus)
Awalnya, disuruh kumpul jam 7 pagi di Balairung UI, dengan membawa 1 botol mineral yg masih disegel, buku catatan, dan alat tulis. Yah entah karena faktor cabang BTA lain (di Rawabelong dan Pondok Gede) jauh dari UI atau emang karena jam orang Indonesia superkaret, akhirnya baru ngumpul jam 9an. Selama dari jam 7 ke jam 9an itu, pas gue dan beberapa orang lainnya lagi duduk-duduk, ada bapak-bapak nyamperin. Dia nanya-nanya gitu ke gue yang kebetulan lagi liat-liat peta UI.

B (si bapak): Lagi baca apa?
G (gue): Ini pak, peta UI
B: Ooo, peta UI. Kalo gini utara yang mana?
G: (ngeliat peta) Utara ke sana pak (nunjuk ke kiri gue, karena emang di petanya tertulis utara ke arah kiri gue)
B: Oh kalo gitu bacanya gini dong. (ngebalik peta)
G: (diem lama, bingung) ......................
B: Loh, kok bingung? Sekarang saya tanya, utara di mana?
G: (masih diem, gak ngerti) ....................
B: Loh? Hayo, utara ke mana coba? (tanya ke yang lain)

Jadi ternyata, utara itu ke kanan gue, karena masih jam 7an waktu itu, mataharinya ada di depan gue. Dan setelah bapaknya ngoceh panjang lebar, gue baru ngeh bapaknya nanya arah utara YANG SESUNGGUHNYA. Gue kirain yang tertulis di peta -_- #okeskip

Terus bapaknya tiba-tiba menjelaskan tentang keberuntungan. Keberuntungan itu apa, sambil misalnya ngejelasin dengan perumpamaan. Dalam hati udah menduga jangan-jangan sebenarnya beliau dosen filsafat atau gak motivator gitu. Kemudian beliau menjelaskan tentang kesuksesan. Oke, jujur, gue termotivasi. Makasih ya bapaknya! 
(dan di akhir baru terungkap bapak itu adalah bapak dari seorang dosen Kedokteran Hewan di IPB, uwaoow, dan beliau lagi olahraga aja pagi-pagi di UI)

Setelah ngobrol dengan bapak itu, seorang kakak bimbelnya manggil buat kumpul dan bagi kelompok. Ada kalo ga salah sekitar 15 kelompok dan per kelompoknya ada 4-5 orang. Kelompok gue: 2 IPA dan 2 IPS (3 dari cabang Pondok Gede: Feni, Indah, Komang dan gue dari cabang Cijantung).

Jadi pas awal-awal itu pemimpin kelompoknya dikasih amplop dan briefing. Jadi, tiap kelompok beda tujuannya. Kalopun sama, dibagi lagi jadi A dan B (misalnya gue kelompok Fasilkom-B:  tujuan pertama Fasilkom, kelompok B).

Sebelum masing-masing berangkat ke tujuan masing-masing, kami dibekali: amplop yang isinya duit-duitan (total 100rb), peta UI (yang pada akhirnya gak digunakan sama sekali karena kami lebih prefer nanya ke orang-orang), kertas terms&condition, kertas clue tujuan pertama, kertas kuning yang isinya kotak-kotak berisikan nama semua fakultas tujuan (di setiap kotak itu, harus diisi stiker yang didapet dari penjaga pos di tiap fakultas), dan 3 botol air mineral yang masih disegel. Fungsinya apa segel itu? Jadi nanti di akhir batas waktu, botol air yang masih disegel itu bisa “dijual”, dan harganya 25rb/botol (so, berbahagialah mereka yang menahan diri tidak minum karena dengan menjual 3 botol jadi dapet 75rb).


POS 1

Dan, mulailah perjalanan kelompok gue.

Jumat, 19 April 2013

Ceritanya

Jadi ceritanya, udah selesai UN.
Jadi ceritanya, udah nggak ke sekolah lagi.
Jadi ceritanya, masa SMA akan segera berakhir.
Jadi ceritanya, sedang bersiap menuju seleksi PTN.
Jadi ceritanya, tinggal bersantai di rumah menunggu pengumuman.

Sayangnya, semua itu bukan cerita, tapi kenyataan. Sedih memang, harus mengakhiri semua kenangan *mendadak melankolis* tapi we have to move forward, memikirkan masa depan di saat setengah hati masih mikirin carut marut UN kemarin, walaupun setengahnya lagi bilang yasudahserahkansajapadayangDiAtas,apapunrencana-Nyapastiindah.

Gue percaya itu, dari sebelum UN sampe sekarang status siswa tidak jelas, tapi rasanya untuk optimis.... Gue harus mengakui, dia jauh, tapi mencoba dekat dengannya. Pesimis? Dekat, sangat dekat. Galau? Yah apalagi. Dia melekat erat, mencoba menengahi hati yang terbagi dua sambil menghitung hari sampai 25 Mei nanti. Dan sepertinya, ini nggak cuma gue doang, atau kelas gue doang, atau sekolah gue doang, tapi ini dirasakan semua siswa yang udah melewati UN, kecuali mungkin untuk mereka yang pake key kali ya *ifyouknowwhatimean,really*

Dan pertanyaan ini: Bakal lulus nggak ya?
Mengutip sebuah kalimat dari kakak kelas "Ah UN mah pasti lulus, gampang, lo tenang aja".

.............................and will it be easy THIS YEAR?


"I don't know and I won't know until 25th of May. And no one knows. Why don't you pray instead of asking everyone?"



trying to write something useful,
-vme-





PS: oh ya, ada yang ketinggalan "Jadi ceritanya, udah bisa kembali jualan" :')

Selasa, 26 Maret 2013

...

Tiba-tiba pengen ngepost ini, dapet dari sebuah blog (lupa apa), tapi di situ si pemilik mencantumkan link untuk semacam mengetes kecepatan mengetik. Dan inilah hasil saya


Ini lebih lengkapnya:


Silahkan dicoba! Tes Mengetik Indonesia

Rabu, 27 Februari 2013

Tiba-tiba pengen cerita aja.

Jadi kelas 12, ribet ya. Tes ini itu, tekanan ini itu, beban ini itu (oke itu sama kayak tekanan, whatever lah). Iniiiiii itu kerjanya. Hari ini, H-4 pendaftaran terakhir SNMPTN (menurut aturan sekolah, biar ga overload nanti tanggal 8 Maret). Dan, belum tau mau kemana. Oke, udah tau. Nggak juga deng. Semua pilihan now seems so far away. Ditambah dengan hasil psikotes yang wow-kebanyakan-jurusan-yang-ga-pernah-masuk-itungan-gue. Pengen psikotes lagi tapi nanti jadi makin bingung haha -_- tapi yang itu juga ga bisa dipercaya.

Dan sekarang, gue mendapati diri gue malah nulis-nulis di saat besok TO mtk-b.inggris. Yaudahlah ya andalkan ingatan aja. Capek belajar mulu, jenuh. Mau fokus pelajaran yang dipikirin malah hal laen. Daripada ujungnya ga jelas mending nulis deh, curhat sama notepad atau ms.word atau ms.excel atau apapun yang mau gue tulisin. Butuh banget tempat buat cerita. Tapi manusia ga ada yang available. Atau itu gue yang (pengen) berpikir seperti itu? Kalo iya, oh, betapa bahagianya dengan kemajuan teknologi. Ada komputer, memo di hp, blog, buat tempat berbagi.

Jadi ceritanya, sekarang lagi minggu sibuk. Ga sekarang sih, jauh dari kemaren-kemaren. Pengen kabur ke suatu tempat, berdiam diri jauuuh dari jangkauan, tapi gapunya duit -_- pengen ngumpulin dari bisnis online tapi kok akhir-akhir ini ga ada hasrat buat ngejalanin bisnis. Ga ada hasrat untuk ngapa-ngapain. Main gitar juga cuma metik nada ga jelas, mau nonton ga ada acara menarik (ujung-ujungnya bengong depan tv), mau main komputer tapi pusing.

Pengen deh bertapa di suatu tempat, nenangin diri, ilangin semua pikiran buruk dan hawa negatif.

Dan pertanyaannya, KAPAN?
Kapan ada waktu?

Nanti. Kalo udah selesai SEMUANYA.
Ya, semua. Semua hal.
Gatau KAPAN, hari apa di mana SEMUANYA selesai, jadi apa salahnya berharap hari itu cepat datang?

Senin, 21 Januari 2013

...





So much true.
Oh dear problems, let's just...hmphf :(

Minggu, 20 Januari 2013

Dear, You (part 1)

Hai kamu. Aku tidak bisa mengatakan ini sebuah surat (meskipun aku lebih suka begitu), karena itu apapun ini terserah kamu menganggapnya. Yang terpenting adalah, ini untukmu. Ya, kamu. Perlu kuulangi? Kamu. Tempatku berilmu. Kamu, dengan segala kisah yang telah lalu. Aku tidak dendam padamu, aku hanya ingin bercerita.

Ketika kupikir lagi, apa yang salah? Kamu, hal yang mati.

Kemudian kupikir... semua orang bebas berpendapat, bukan? Kamu bisa menyangkalku, itu hakmu, tapi kamu tidak bisa memaksaku mengubah pemikiranku, karena itu hakku. Oh, aku lupa. Kamu bahkan sudah merampas hakku sewaktu aku masih berguru padamu.

Aku ingin bernostalgia. Mengingat masa-masa tentangku dan kamu. Yang pernah kuukir dengan tinta kehidupanku. Sayangnya, ini nostalgia. Dan jiwaku, masih terbelenggu masa lalu. Masa itu.

Ingatkah kamu akan... ah, hari itu? Hari di mana kamu memenjarai aku dan segelintir teman-temanku.Di saat seharusnya, kamu bisa membanggakan dirimu. Namun yang ada, kamu malah memilih sebaliknya. Ah, kamu memang sangat rendah hati, pujiku pada waktu itu. Tapi tahukah kamu, aku dan mereka, menahan sakit? Alasanmu memang masuk akal, tapi kurasa, kamu tak perlu sampai sekejam itu. Aku dan mereka ingin maju, tapi kamu malah menahan. Aku dan mereka ingin bergerak, tapi kamu malah mengikat. Demi satu hal, demi urusan sebelah kepala. Untuk apa berkembang bila hanya sebelah kepala? Mengapa aku, dan segelintir teman-temanku, tidak diperbolehkan melakukan apa yang seharusnya bisa menjadi, kuulangi, kebanggaanmu?

Dan kamu pikir, cukup sampai di sini? Ohoho, aku tidak bisa berhenti. Intrikku denganmu sepertinya tidak hanya itu. Aku berjuang keras menjadi yang kau inginkan, tapi apakah kamu menghargai aku?

Ah, sudahlah. Lupakan itu. Aku tidak bermaksud bertanya atau menuntutmu. Kukatakan sekali lagi, aku hanya ingin bercerita. Maaf saja, bila aku terdengar memaksakan pernyataan darimu. Mari kita kembali bernostalgia.

Aku pun teringat, ketika aku mengeluarkan air mataku. Untukmu.
Percayakah kamu? Ha-ha-ha. Mungkin kamu malah akan menertawainya. Menganggap remeh kata-kataku. Atau kalau kamu menanggapinya, kamu mungkin tidak mengacuhkan tangisanku. Ya, itu memang sudah lalu. Kamu, dengan segala keegoisanmu. Masih jelas di benakku, ketika kamu mengacuhkanku. Oh, atau aku salah menangkapnya. Kamu tidak mengacuhkanku, kamu hanya sibuk. Tapi dengan kesibukanmu, seolah pesanku terabaikan. Tak tersentuh oleh rasa kepedulianmu. Yang kamu pikirkan, hanyalah mereka. Untukmu sendiri saja. Dan pada akhirnya, harus aku sendiri yang menyelesaikannya. Tapi dari sini, aku memahami satu hal. Kamu bukan orang yang sangat peduli.

Ah iya. Kamu kan sibuk. Dengan urusanmu. Tapi, ingatlah. Aku punya hak untuk bertanya padamu, meminta padamu. Meminta akan hakku, yang dulu kamu abaikan meski sekarang, aku perlahan bangkit dan menyusun sendiri pecahan yang kini tersebar kemana-mana sambil berdoa, semoga masih ada harapan di ujung sana.

Namun setelah aku memikirkannya lagi, di mataku kamu juga sosok yang perhatian. Memedulikan semua yang kamu asuh. Perlahan-lahan dituntun, dengan tekad bahwa semua yang kamu asuh harus baik-baik saja dan ada dalam jarak pandangmu. Kamu mengagumkan, dalam sisi itu. Dari sudut pandang ini. Tenang saja, kebaikanmu selalu kusimpan dalam hati. Aku jamin, selalu abadi.

Ha-ha-ha. Apakah kata-kataku berlawanan? Maklumlah, aku memikirkannya di setiap masa. Di setiap kala, memikirkan tentangmu. Kamu risih? Tidak apa-apa. Biarlah yang tak bisa terucap lewat kata, tersampaikan lewat tulisan saja. Berharap semoga kamu membacanya, di sela-sela waktu sibukmu.

Mungkin, tulisan ini (surat ini, pikirku) tidak begitu berharga di matamu. Tapi percayalah, setiap kata yang kutulis, adalah hasil pemikiranku dan bentuk kepedulianku untukmu. Berkembanglah, wahai kamu. Hidupmu masih akan panjang. Begitu juga hidupku. Mari kita, bersama-sama, berkembang. Apapun yang telah terjadi, aku yakin ini yang terbaik dari Yang Maha Kuasa.

Sudah kubilang bukan? Aku hanya ingin bercerita.


Dariku, yang selalu menginginkan perhatianmu.
20/01/2013  00:06
Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Follow

About me

What's Hot

You're The...

My Other Blog

Pages

Popular Posts

 

Template by BloggerCandy.com